Konsultasi Apoteker

segala sesuatu yang berhubungan dengan farmasi

Jumat, 12 Juni 2009

Pharmaceutical Care

Kemitraan Apoteker dengan tenaga kesehatan lainnya (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai "mitra", ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Pelayanan kesehatan hampir 80% di intervensi dengan obat tetapi selama ini masih disebut sebagai unsur penunjang. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang bahkan komunikasi Apoteker dengan tenaga kesehatan lainnya sangat kurang sehinngga tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien belum tercapai.

Perubahan mendasar pada pelayanan kefarmasian yang tadinya menitikberatkan pada produk berubah dengan menitikberatkan pada pasien, dimana ini di negara-negara maju telah lama berlangsung sedangkan di Indonesia masih sangat tertinggal bahkan sering masih dalam tingkat wacana. Pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien mengharapkan Apoteker bertemu lansung dengan pasien.

Di negara negara maju pelayanan kesehatan telah secara spesifik dipisahkan menjadi pelayanan medik (medical care), pelayanan keperawatan (nursing care) dan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) yang bertujuan untuk mengobati penyakit, menghilangkan atau mengurangi gejala penyakit, menahan atau memperlambat proses penyakit dan atau pencegahan penyakit atau gejalanya, sehingga dokter, perawat dan apoteker harus saling mendukung dan bekerjasama sama dalam satu tim yang kompak dengan tujuan yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien, dimana ketiga pelayanan tersebut mempunyai akses langsung ke pasien dengan demikian akan terjadi interaksi antara apoteker dengan dokter, perawat dan pasien.

Pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup pasien diharapkan dapat terwujud juga di Indonesia, karena dalam era globalisasi ini tidak ada lagi diskriminasi dan hambatan dalam perdagangan termasuk jasa, hambatan hanya diijinkan dengan penerapan standar. Apoteker/ Pharmacist dari negara lain akan bebas melayani di Indonesia sepanjang memenuhi standar. Oleh sebab itu para apoteker Indonesia harus mempersiapkan diri sebelum terlambat menjadi tamu di negeri sendiri.

Kemitraan timbul dari komunikasi , karena itu apa yang menjadi hambatan dalam berkomunikasi selama ini harus dihilangkan dan kemampuan berkomunikasi harus ditingkatkan. Kalau selama ini lebih banyak menghadapi produk yang tidak membutuhkan komunikasi maka sekarang berubah menghadapi pasien dan tenaga medis yang kebutuhan dasarnya berkomunikasi. Kelancaran dan keberhasilan Apoteker untuk berkomunikasi tergantung dari adanya bahan yang akan dikomunikasikan yang berguna bagi staf medik lain dan pasien. Dalam bidang kefarmasian diharapkan dan seharusnya demikian, Apoteker harus menjadi pusat informasi obat-obatan dalam segala aspek. Oleh sebab itu peningkatan kemampuan merupkan kunci utama untuk peningkatan kemitraan.
Apoteker sendiri harus dengan disiplin yang tinggi berupaya untuk menambah kemampuan khususnya di bidang klinis dan ilmu kefarmasian. Ikatan profesi harus dapat menyusun standar pelayanan kefarmasian dan mempersiapkan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Apoteker.

Perguruan tinggi Farmasi di Indonesia sudah sangat berjasa mempersiapkan Apoteker khususnya dalam kemampuan pembuatan analisa obat, sesuai dengan peran Apoteker dalam pelayanan yang dituntut pada waktu itu, namun tuntutan pelayanan kefarmasian telah berubah sesuai dengan perubahan ilmu pengetahuan dan visi kesehatan, oleh karena itu pula kurikulum perguruan tunggi Farmasi dapat disempurnakan untuk menopang pelayan kefarmasian seperti yang berkembang dewasa ini.

Kesiapan tergantung sepenuhnya kapada kemajuan dan kemampuan para Apoteker.

Rabu, 25 Maret 2009

Mengenal Obat-Obat Anti Alergi








Ketika kita merasa gatal-gatal di tangan, kaki yang di ikuti bercak-bercak pada kulit yang menebal setelah makan udang, telur, kacang, ikan, dll, kemungkinan anda alergi terhadap makanan tersebut, dan biasanya gejala tersebut senantiasa berulang setelah makan makanan yang sama.

Alergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh. pada orang sehat sistem imun berada dalam keadaan seimbang yang memberikan perlindungan maksimal terhadap gangguan benda-benda asing dari luar tubuh dan meminimalkan reaksi yang berbahaya terhadap adanya gangguan tersebut. Pada orang alergi terjadi ketidakseimbangan, sehingga reaksi yang dimunculkan tubuh berlebihan atau dengan kata lain disebut hipersensitif.

Penyebab alergi disebut alergen, alergen bisa berupa debu, kutu kucing atau anjing, jamur, dll., makanan yang mengandung protein tinggi seperti udang, telur, atau susu, obat atau senyawa asing bagi tubuh. Ketika alergen pertama kali masuk tubuh, maka tubuh akan membuat antibodi yang disebut Imunoglobulin E (IgE). IgE akan terikat pada sel mast. Sel mast adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepaskan histamin. Sel mast banyak tersebar dibagian tubuh terutama pada tempat-tempat yang sering kontak dengan lingkungan seperti selaput lendir hidung, saluran nafas/ bronkus, kulit, mata, mukosa usus dll. Histamin yang dilepaskan oleh sel mast ini lah yang kemudian menyebabkan berbagai reaksi tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas, batuk, dll. Pada paparan alergen berikutnya, alergen akan mengikat IgE yang sudah menempal pada sel mast dan akan memicu pelepasan histamin dan kemudian menyebabkan reaksi alergi.

Obat anti alergi. pada sebagaian orang alergi bisa sembuh ketika sistem imun bekerja semakin baik, contohnya pada penyakit asma alergi pada anak-anak umunya bisa sembuh setelah mereka dewasa. Sebagian besar alergi sulit disembuhkan. Salah satu cara terapi untuk alergi adalah terapi desensitasi yaitu terapi yang membuat tubuh semakin kurang sensitif terhadap alergen dengan cara mengeksposnya terhadap alergen dengan dosis yang semakin lama semakin besar sampai penderita kebal terhadap alergen tersebut, terapi ini butuh waktu lama dan cukup mahal.
Sebagai tindakan pertama perlu diusahkan identifikasi dari alergen penyebab alergi dan menyingkirkannya. Pilihan obat hendaknya secara individual, tergantung juga pada efek dan kerja sampingnya.

Berikut adalah obat-obat yang kemudian dapat digunakan untuk menghalau alergi:

-Difenhidramin Rumus Kimia: C23H27N. Disamping daya antikolinergis dan sedatif yang kuat, juga bersifat spasmolitis, anti emetis dan antivertigo (pusing). Digunakan sebagai obat tambahan pada terapi penyakit Parkinson dan sebagi obat antigatal pada urticaria akibat alergi. Dosis: oral 4 dd 25-50 mg, i.v 10-50 mg


-Orfenadrin (2-metildifenhidramin) Rumus Kimia: C23H27N.Memiliki daya antikolinergis dan sedatif yang ringan, sehingga lebih disukai sebagai obat tambahan pada pengobatan parkinson dan terhadap gejala ekstrapiramidal pada terapi dengan neuroleptika. Dosis: oral 3 dd 50 mg

-Dimenhidrinat adalah senyawa klorteofilinat dari difenhidramin yang khusus digunakan terhadap mabuk jalan dan muntah karena kehamilan. Dosis: oral 4 dd 50-100mg, i.m. 50 mg


-Klorfenoksamin adalah derifat klor dan metil, yang adakalanya digunakan sebagai obat tambahan pada terapi penyakit Parkinson. Dosis: oral 2-3 dd 20-40 mg (klorida); dalam krem 1.5%

-Karbinoksamin adalah derivat piridil dan klor yang digunakan terhadap "hay fever". Dosis: oral 3-4 dd 4 mg (maleat dan bentuk -dl)

-Klemastin memiliki struktur yang mirip klorfenoksamin, tetapi dengan substituen siklik (piridil). Efek antihistaminiknya amat kuat; mulai bekerjanya cepat (dalam beberapa menit) dan bertahan lebih dari 10 jam. Mekanisme kerjanya adalah antara lain mengurangi permeabilitas kapiler dan efektif terhadap pruritis alergica (gatal-gatal). Dosis: oral 2 dd 1 mg a.c. (fumarat), i.m. 2 dd 2mg

-Antazolin Efek antihistaminiknya tidak begitu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir, sehingga cocok untuk pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung (salesma)sebagai preparat kombinasi dengan nafazolin. Dosis: oral 2-4 dd 50-100 mg (sulfat).

-Tripelennamin kini hanya digunakan sebagai krem 2% pada gatal-gatal akibat alergi terhadap sinar matahari, sengatan serangga dan lain-lain.

-Mepirin adalah derivat metoksi dari tripelennamin yang digunakan dalam kombinasi dengan feniramin dan fenilpropanolamin terhadap "hay fever".

-Klemizol adalah derivat -klor yang kini hanya digunakan dalam salep/ suppositoria anti wasir.

-Feniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka juga digunakan dalam ramuan obat batuk. Dosis: oral 3 dd 12.5 - 25 mg (maleat) atau 1 dd 50 mg tablet retard; i.v 102 dd 50 mg; krem 1.25%.

-Klorfeniramin (klorfenamin, klorfenon) adalah derivat klor dengan daya kerja 10 kali lebih kuat dan dengan derajat toksisitas yang sam. efek sampingnya sedatif ringan dan sering kali digunakan dalam obat batuk.

-Deksklorfeniramin adalah bentuk dekstronya yang dua kali lebih kuat dari pada bentuk -dl (resemis)-nya.

-Tripolidin adalah derivat dengan rantai-sisi pirolidin, yang daya kerjanya agak kuat. Mulai kerjanya pesat dan bertahan lama sampai 24 jam (tablet retard). Dosis: oral 1 dd 10 mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya.

-Siklizin mulai kerjanya cepat dan bertahan 4-6 jam. Terutama digunakan sebagai obat anti emetis dan pencegah mabuk jalan. Pada hewan percobaan siklizin dan derivatnya meklozin bersifat teratogen. Karena sifatnya ini peredarannya di Indonesia dilarang sejak Januari 1963. Tetapi pada manusia efek teratogennya belum pernh terbukti dan dikebanyakan negara Barat masih dipasarkan. Meskipun demikian obat-obat ini jangan diberikan pada wanita hamil, terutama selama trisemester pertama. Dosis: mabuk jalan 1 jam sebelum berangkat 50 mg, bila perlu 3 X sehari, pada mul dan muntah 3-4 dd 50 mg, anak-anak 6-13 tahun 3 dd 25 mg.

-Homoklorsiklizin adalah derivat-klor, yang cincin-piperazinnya diganti dengan cincin 7-diazepin. Bersifat anti serotonin dan digunakan pada pruritis alergica (gatal-gatal). Dosis: oral 1-3 dd 10 mg.

-Sinarizin derivat-cinnamyl dari siklizin ini disamping sifat anti-histaminnya juga berdaya vasodilatasi perifer. Sifat ini berkaitan dengan efek relaksasinya terhadap arteriole perifer (betis, kaki-tangan) dan otak, berdasarkan penghambatan masuknya ion kalsium ke dalam sel-sel otot polos. Disamping itu juga berkhasiat anti pusing dan anti emetis, dan sering dibuat sebagai obat anti vertigo, telinga berdengung (tinnitus) dan pada mabuk jalan. Mulai kerjanya agak cepat, bertahan selam 6-8 jam dengan efek sedatif ringan. Dosis: oral 2-3 dd 25-50 mg.

-Flunarizin adalah derivat difluor dengan daya kerja antihistamin lemah. Namun sebagai antagonis-kalsium, sifat vasorelaksasinya kuat. Digunkan terhadap vertigo dan sebagai obat pencegah migrain.

-Oksatomida derivat siklizin ini memiliki daya kerja antihistamin, antiserotonin, antileukotrien, dan juga efek menstabilisasi mstcells. Berdasarkan sifat-sifat ini oksatomida di gunakan sebagai obat pencegah maupun pengobatan asma dan "hay fever". Juga mempunyai efek menstimulasi njafsu makan. Dosis: oral 2 dd 30 mg p.c.; untuk asma 120 mg sehari.

-Hidroksizin derivat-klor ini adalah salh satu antihistamin pertama (1957) dengan bermacam-macam khasiat, antara lain sedatif dan anxiolitis, spasmolitis, anti emetis serta antikolinergis. Sangat efekti pada urticaria dan gatal-gatal. Dosis: 1-2 50 mg. untuk anxiolyse: 1-4 dd 50-100 mg.

-Cetirizin adalah metabolit aktif dari hidroksizin dengan kerja kuat dan panjang (t1/2 8-10 jam). Bersifat hidrofil, sehingga tidak bersifat sedatif, juga tidak antikolinergis. Menghambat migrasi dari granulasit eusinofil, yang berperan pada reaksi alergi lambat. Digunakan pada urticaria dan rhinitis/ conjunctivitis. Dosis: 1x dd 10 mg malam hari

-Fenotiazin senyawa trisiklis ini memiliki daya kerja antihistamin dan antikolinergis yang tidak begitu kuat, tetapi sering kali efek sentral kuat dengan khasiat neuroleptis. Berdasarkan sifat ini turunannya banyak digunakan sebagai neuroleptika pada keadaan psikosis. Juga seringkali digunakan dalam obat batuk berhubung denga efek sedatif dan meredakan batuknya.

-Prometazin antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi alergi terhadap tumbuhan dan akibat gigitan serangga, juga sebagai anti emetikum untuk mencegah mual dan mabuk jalan, juga pada vertigo dan sebagai sedativum pada batuk dan sukar tidur, terutama untuk anak-anak. Efek sampingnya bersifat umum,tetapi kadangkala dapat terjadi hipotensi, fotosensibilisasi, hipothermia (suhu badan rendah) dan efek terhadap darah (leukopenia, agranulocytosis). Semua senyawa fenotiazin dapat menimbulkan reaksi ini. Dosis: oral 3 dd 25-50 mg dan sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50 mg.

-Oksomemazin adalah derivat dioksi (pada atom-S) dengan daya kerja dan penggunaan sama seperti prometazin, antara lain dalam obat batuk. Dosis: oral 3-4 dd 10 mg.

-Fonazin (dimetiotiazin) adalah derivat sulfonamida dengan efek anti serotoninkuat dan dianjurkan pada terapi interval migrain. Dosis: oral 3-4 dd 10 mg.

-Isotifendil derivat-azofenotiazin ini bekerjanya lebih singkat dari prometazin dengan efek sedatif yang lebih ringan. Dosis: oral 3-4 dd 4-8 mg; i.m./ i.v. 10 mg.

-Mequitazon adalah derivat-prometazin dengan rantai-sisi heterosiklis dan daya kerjanya lebih panjang daripada prometazin. Mulai kerjanya juga cepat dan efek neurologisnyalebih ringan. Digunakan pada 'hay fever', urticaria dan reaksi alergi lainnya. Dosis: oral 2 dd 5 mg.

-Siproheptadin berdasarkan efek stimulasinya terhadap pertumbuhan jaringan normal, dahulu obat ini banyak digunakan untuk pasien yang kurus dan buruk nafsu makannya. Lama kerjanya 4-6 jam, daya antikolinergisnya ringan. Efek sampingnya umum; rasa kantuk biasanya lewat sesudah seminggu. Namun, obat ini sekarang hanya dianjurkan hanya untuk digunakan sebagai antihistaminikum. Dosis: oral 3 dd 4 mg (klorida).

-Azatadin adalah derivat long-acting dengan efek antiserotonin kuat. Nafsu makan dapat distimulasi, tetapi dapat juga ditekan. Obat ini terutama digunakan pada "hay fever dan pada urticaria. Dosis: oral 2 dd 1 mg (maleat).

-Pizotifen disamping sebagai stimulator nafsu makan, zat ini juga digunakan pada terapi interval migrain. Dosis: oral semula 1 dd 0.5 mg (maleat), berangsur angsur dinaikkan sampai 3 dd 0.5 mg.

-Ketotifen adalah derivat-keto long-acting tnpa efek anti serotonin. Berdasarkan sifat menstabilisasinya terhadap mastcell, obat ini digunakan sebagi obat pencegah asma. Dosis: oral 2 dd 1-2 mg (fumarat).

-Loratadin adalah derivat-klor dari azatadin tanpa efek sedatif maupun antikolinergis pada dosis biasa. Plasma t1/2 nya lebih panjang: 12 jam, sedangkan metabolit aktifnya 20 jam. Digunakan pada rhinitis dan conjunctivitis alergis, juga pada urticaria kronis. Dosis: oral 1 dd 10 mg.

-Azelastin derivat metilazepin ini yang berdaya anti histamin, antileukotrien, antiserotonin, juga menstabilisasi mastcell. khususnya digunakan pda rhinitis alergis. kerjanya minimal 12 jam (t1/2 20 jam, dari metabolit aktifnya 50 jam). Dosis: oral 1-2 dd 2 mg.

-Terfenadin derivat-butilamin heterosiklis ini adalah suatu prodrug, dengan khasiat antihistamin (H1) yang menyerupai klorfeniramin. Tidak dapat melintasi barier liquor (CCS), maka tidak memiliki daya sentral (sedatif). Digunakan pada rhinitis allerhica, urticaria dan reaksi alergi lainnya. resorpsinya dari usus baik, mulai kerjanya sesudah 1 jam dan bertahan 12 - 24 jam. Dalam hati dengan pesat dan tuntas dirombak oleh sistem enzym cythocrom P450 menjadi antara lain metabolit aktifnya terfenadin-carboxylate dengan plasma t1/2 17 jam. Ekskresinya berlangsung lewat tinja (60%) dan urin (40%). Efek sampingnya jarang terjadi dan berupa gangguan alat cerna, nyeri kepala, dan berkeringat. Dengan beberpa obat (eritromisin, klaritomisisn, ketokonazole, itrakonazol) terjadi interaksi berbahaya dengan efek gangguan ritme dan penghentian jantung, yang adakalanya fatal. Kelainan ritme ini juga dapat timbul pada dosis terlampau tinggi dan juga oleh grapefruit juice, yang bersifat menghambat cythocrom P450 hingga kadar darahnya meningkat. Oleh karena itu pad awal tahun 1997, FDA (AS) telah menarik dari peredaran semua preparat terfenadin. Dosis: oral 2 dd 60 mg; anak-ank 3-6 tahun 2 dd 15 mg, 6-12 tahun 2 dd 30 mg.

-Fexofenadin adalah suatu metabolit aktif dari terfenadin yang tidak perlu diaktivasi oleh hati. sifat dan penggunaanya sama dengan terfenadin. Dosis: oral 1 dd 120 mg.

-Astemizol senyawa-flor ini mempunyai daya kerja antihistami kuat, juga tanpa efek sentral dan antikolinergis. Penggunaan dan efek sampingnya sama dengan terfenadin. Begitu pula metabolit aktifnya, terutama desmetilastemizol, berperan bagi daya kerjanya. jangka waktu kerjanya panjang sekali dengan plasma t1/2 20 jam sampai 10 hari. Juga digunakan terhadap "hay fever". Namun, efek optimalnya baru dicapai setelah 2-3 hari, sehingga tidak layak untuk terapi serangan alergis akut. Efek sampingnya kurang lebih sama dengan terfenadin. Paruh taun 1999 astemizol ditarik dari peredaran oleh pabriknya di banyak negara eropa. Interaksi pada dosis di atas 10 mg sehari dan penggunaan serentak dengan eritromisin, ketokonazol dan itrakonazol adakalanya menghambat metabolisme yang mengakibatkan ritme hebat, bahkan penghentian jantung (serupa terfenadin). Dosis: 1 dd 10 mg a.c.; anak-anak 6-12 tahun 1 dd 5 mg, di bawah 6 tahun 1 dd 0.2 mg/kg.

-Levocabastin senyawa-piperidinecarbonic acid ini berkhasiat antihistamin kuat dan praktis tidak bekerja sentral. Hanya digunakan topikal sebagai tetes mata dan spray hidung (0.05%)

-Ebastin adalah derivat baru yang sebagai prodrug dalam hati di ubah menjadi zat aktif cerebastin. Khususnya digunakan pada rhinitis alergis kronis dengan efektifitas sama seperti astemizol 10 mg, cetrizin 10 mg, loratadin 10 mg, dan terfenadin (2 dd 60 mg). Dosis: oral 1 dd 10-20 mg.

-Mebhidrolin digunakan antara lain pada pruritis dengan dosis 2-3 dd 50 mg.

-Dimetinden juga digunakan terhadap pruritis dengan dosis 3 dd 1-2 mg (maleat).

-Golongan kortikosteroid. Glukokortikoida dapat menekan daya tangkis seluler sehingga mengurangi reaksi-alergi. Secara lokal terutama digunakan terhadap asma dan rhinitis alergica (beklometason dipropionat, budesonida) dalam bentuk obat semprot hidung atau aerosol. Terhadap radang mata (deksametason, flourmetolon, hidrokortison, prednisolon) dan terhadap dermatosis (gangguan kulit). Secara sistemis (bersamaan dengan adrenalin), kortikosteriod digunakan pada shock anafilaksis, kejang bronchi karena reaksi alergi dan status asthmaticus.

-Natrium kromoglikat bukan merupakan suatu antihistamin, tetapi disinggung disini berkat khasiat profilaksisnya terhadap hay fever. Mekanisme kerjanya berdasarkan menstabilisasi membran mastcell, sehingga menghambat pembebasan histamin dan mediator lain. Khasiat menstabilisasi ini juga diberikan oleh ketotifen, suatu obat profilaksis lain terhadap asma yang dapat diberikan per oral. Kromoglikat bermanfaat bila diberikan sebelum terjadi granulasi dari mastcell dan hanya bekerja profilaktis terhadap reaksi alergi. Karena absorpsinya dari usus buruk, maka digunakan dalam bentuk aerosol atau inhalasi serbuk halus pada asma. Juga sebagai tetes hidung pada rhinitis allergica dan tetes/ salep mata pada radang selaput mata alergis (conjunctivitas). Efek sampingnya lemah, terutama iritasi setempat. Dosis: 4 dd 20 mg serbuk halus kering untuk inhalasi (garam-dinatrium).

-Nedokromil adalah suatu senyawa-chinolin dengan khasiat sama dengan kromoglikat. Digunakan untuk prevensi serangan asma, juga yang diprovokasi oleh pengeluaran tenaga. Dosis: dosis-aerosol 4 dd 4 mg.

Jumat, 30 Januari 2009

Sedikit tentang Farmasi

FARMASI
Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.
Tanggung jawab seorang ahli farmasi adalah bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan manusia/pasien yang membutuhkannya.
Dalam ilmu farmasi ada empat bidang yang dipelajari, yaitu farmasi klinik, farmasi industri, farmasi sains, dan farmasi obat tradisional.
OBAT
Obat, adalah obat yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan, mineral dan obat syntetis, definisi lain nya adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosisi layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya.
Obat asli Indonesia, adalah obat-obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah di Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan dipergunakan dalam pengobatan tradisionil
Penggolongan obat di indonesia
Obat-obat yang beredar di pasaran Indonesia, digolongkan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Ditjen POM) dalam empat penggolongan umum, yaitu
Obat narkotika
Obat keras
Obat bebas terbatas
Obat bebas.
Penggolongan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut. Setiap golongan obat diberi tanda pada kemasannya pada bagian kemasan yang segera terlihat.
1. OBAT NARKOTIKA
Kemasan obat golongan ini ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+) berwarna merah. Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter yang asli (tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: Opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit.
2. OBAT KERAS
Kemasan obat keras ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golonggan ini antara lain obat jantung, obat darah tinggi/antihipertensi, obat darah rendah/antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, dan beberapa obat ulkus lambung.
3. OBAT BEBAS TERBATAS
Obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan tepi lingkaran berwana hitam. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam (analgetik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan obat-obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini masih termasuk obat keras tapi dapat dibeli tanpa resep dokter, sehingga penyerahannya pada pasien hanya boleh dilakukan oleh Asisten Apoteker Penanggung jawab.
4. OBAT BEBAS
Obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida

Sedikit tentang Apoteker

Apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Apoteker di Indonesia bergabung dalam organisasi profesi Apoteker yang disebut Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI).




KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Sumpah/Janji
Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di Bidang Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi pada khususnya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani.


BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
Pasal 12
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA
Pasal 13
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan.
Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.

BAB V

PENUTUP

Pasal 15
Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui danmenerima sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang menanganinya yaitu ISFI dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
APOTEKER berperan sebagai penerima pertama orang-orang yang mencari bantuan pengobatan minor. Apoteker secara unik ditempatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan primer. Farmasi Komunitas (Community Pharmacy) telah menjadi tempat tujuan pertama bagi banyak orang ketika membutuhkan pengobatan ringan seperti batuk dan masuk angin.Kepakaran apoteker dalam mengelola dan menangani penyakit ringan telah menjadi tema sentral. Program ini fokus dalam pemberian saran bagi orang-orang mengenai kondisi dan pengobatan. Program ini menunjukkan KETERLIBATAN APOTEKER melalui Pharmacy Self Care Program, dalam memberikan informasi mudah dipahami pasien secara akurat.

About Me

Nama: Hery Irawan
Tempat, Tanggal Lahir: Kuningan 19 Maret 1981
Alamat Rumah: Dusun 1, rt 004, rw 001, desa Timbang, kecamatan Cigandamekar, kabupaten Kuningan, Jawa Barat, 45556, Indonesia
Jenis Kelamin: Laki-laki
Status: Menikah
Pendidikan:
1987-1993: Sekolah DasarNegri Linggajati I, Cilimus, Kuningan
1993-1996: Sekolah Menengah Pertama Negri I Cilimus, Kuningan
1996-1999: Sekolah Menegah Farmasi Muhamadiyah, Cirebon
2000-2005: Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta
2005-2006: Program Profesi Apoteker, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta
Pekerjaan:
1999-2000: Asisten Apoteker di Apotek Anugrah, Cirebon; Asisten Apoteker di Apotek Manfaat, Kuningan
2000-2006: Asisten Apoteker di Apotek Bagas Farma, Jogjakarta; Asisten Apoteker di Apotek Nina Farma, Jogjakarta; Asisten Apoteker di Apotek Tridadi Farma, Jogjakarta.
2007-2008: Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Bojong Farma, Kuningan, Jawa Barat
2008-2012: Staff Registrasi di PT. Mega Medika Mandiri, Jakarta
2012 - Sekarang : Marketing di PT. Alere Health

Mengenai Saya

Foto saya
Kelapa Gading, DKI Jakarta, Indonesia
berharap bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat

Pengikut